Dewan Tanda Gelar Kehormatan telah menyerahkan 49 nama calon pahlawan nasional kepada Presiden Prabowo Subianto, dan salah satu nama yang menjadi sorotan publik adalah Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia.
Isu Soeharto calon pahlawan nasional ini menimbulkan perdebatan di masyarakat, namun Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menilai langkah tersebut wajar dan patut diapresiasi.
“Negara ini kan kita harus menghargai jasa para tokoh-tokoh bangsa, ya. Jadi kita biasa saja. Kita tidak bisa melupakan bahwa apa yang dilakukan oleh Pak Harto selama 32 tahun itu sesuatu yang luar biasa,” kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/11).
Menurut Bahlil, selama 32 tahun memimpin, Soeharto telah memberi dampak besar bagi pembangunan bangsa.
Soeharto Calon Pahlawan Nasional, Bahlil Tegaskan Peran Besar di Partai Golkar
Bahlil menyebut Soeharto sebagai salah satu pendiri Partai Golkar yang berperan penting menjaga ideologi bangsa dari ancaman paham lain.
“Di samping itu, bagi Partai Golkar, Pak Harto ini salah satu pendiri Partai Golkar dan tahu Golkar itu lahir kan melawan paham lain yang mengganti ideologi. Kita tidak mau ada ideologi komunis yang mengganti ideologi Pancasila,” tambah dia.
Menurut Bahlil, perjuangan Soeharto bersama Golkar menjadi bagian penting dari sejarah politik nasional dan perjalanan bangsa Indonesia.
Bahlil: Soeharto Berhasil Jaga Stabilitas Ekonomi dan Ciptakan Lapangan Kerja
Dalam konteks pembangunan ekonomi, Soeharto calon pahlawan nasional dinilai pantas karena kepemimpinannya berhasil menjaga inflasi, menciptakan lapangan kerja, dan mencapai swasembada pangan.
“Sampai kemudian bangsa kita menjadi Macan Asia di pada saat itu ya, di zaman Orde Baru,” kata dia.
Sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil menegaskan bahwa keberhasilan Soeharto membawa Indonesia menjadi negara stabil secara ekonomi layak dihargai.

Soeharto Calon Pahlawan Nasional, Bahlil: Tak Ada Manusia Sempurna
Bahlil juga menegaskan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sehingga dalam menilai tokoh bangsa harus melihat kontribusi dan jasa mereka terhadap negara.
“Kalau kita mau bicara tentang manusia yang sempurna, kesempurnaan itu cuma Allah Subhanahu wa taala. Semua masih ada plus minus, sudahlah yang yang baik ya kita harus hargai semua para pendiri dan para tokoh bangsa,” jelas dia.
Ia bahkan menyarankan agar seluruh mantan presiden juga dipertimbangkan untuk memperoleh gelar yang sama.
“Bila perlu kami menyarankan semua tokoh-tokoh bangsa yang mantan-mantan presiden ini kalau bisa dapat dipertimbangkan untuk diberikan gelar pahlawan nasional,” ucap dia. (*)

Leave a Reply